Rules Of The Game

Biar blog kita enak dipandang dan enak dibaca, tulisan kalian jangan langsung dipublish yakkk...

so, this is the rule :

Maap bukannya meremehkan kalian, aku yakin kalian semua wes pada canggih-canggih, tapi ini mengantisipasi teman-teman yang belum familiar dengan blogspot, monggo disimak…

1. Buka www.blogspot.com, lalu masukkan email dan passwordnya (email dan password untuk membuka blog kita nanti diinformasilan lewat milis, soale iki tersebar luas cah, mengko ada penyusup masuk berbahaya ehehe..).

2. ......... baca selengkapnya


Friday, September 11, 2009

REMEMBER WHEN IT RAINED


REMEMBER WHEN IT RAINED

untuk Seseorang


Ingatkah kau ketika Hujan itu

Memeluk luka lalu menguburnya

Dan rintik-rintik duka itu

Merejam tawa lalu membakarnya,

Kutitipkan segenggam bunga rasa

Agar madunya hanya untukmu

Tapi kita pun lupa, Hujan milik kita

Telah menyihirnya menjadi batu


Lalu ada ganjalan di dasar api

Dimana setiap kerling takdir dapat saling memahami

Kita, dan puing-puing asmara telah sampai

Untuk merapatkan realita ke dasar nadi

Dan Hujan itu, masih mengguyur senyap

Melalaikan segala sampai lenyap

Namun bukan Hujan itu yang membangun harap

Hingga konstruksi mimpi berdiri tegap


Jalan kita adalah debu-debu yang tersapu air

Mengalir ke hilir sampai terhenti di tepian terumbu

Inilah yang harus diterjemahkan dari setiap butir

Mengendapkan jalinan, mengendapkan cumbu

Aku terus mencari dari tabu ke tabu

Untuk menyusul masa lalu yang abu

Dan kau masih berdiam diri dari waktu ke waktu

Mengurung hati hingga beku


Ingatkah kita pernah mengeja asmara

Dan mengartikan kata-kata yang tak kentara


- Ya, kita telah sampai - (ucapmu, sekedarnya)

Kau menaburkan itu di atas samudra

Yang geloranya menghujat deras karang landai

Yang kerasnya membentur panca indra


Lalu aku mencoba memahami Hujan kali ini

Riaknya tak asing memburu mata-mata yang asing

Masih memeluk luka, merejam tawa

Membentur jalan buntu yang lanjut usia

Aku menterjemahkan api hingga abu, materi hingga debu

Namun kesia-siaan itu

Hanya susah payah yang direnggut Hujan

Yang enggan jeda meski hanya untuk sepenggal bualan


Benarkah kita telah sampai ? di tanah landai ?



No comments:

Post a Comment